Palembang, Akselnews.com – Kiper Imam Arif Fadilah, terus memantau perkembangan Sriwijaya FC, Liga 2 dan Piala Menpora dari kampung halamannya. Kini, ia masih merasa kecewa dengan beberapa PHP (pemberi harapan palsu-red) yang ia terima bersama pemain Laskar Wong Kito lainnya.
Tak hanya pemain saja, manajemen, pelatih dan ofisial tim pun, pastinya sangat kecewa dengan kondisi ini. Dimulai dari Liga 2 dihentikan saat baru berjalan satu laga, beberapa kali sempat hendak digulirkan tapi batal, dan terakhir tim yang ia bela dikeluarkan dari Piala Menpora.
Padahal, ia bersama rekan-rekannya yang lain sudah sangat senang dan tidak sabar lagi untuk kembali ke Palembang, menjalani latihan dan pertandingan bersama Sriwijaya FC. Tapi, kenyataannya malah sebaliknya, lagi-lagi ia bersama 16 pemain lain harus menunggu lagi liga digulirkan.
Kompetisi Liga 2 memang sudah diumumkan akan bergulir pada 26 Juni, tapi itu juga masih menunggu hasil dari Piala Menpora.
“Jadi kalau sekarang, saya tidak terlalu memikirkan lagi kritik Indonesia Police Watch (IPW) ataupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena saya fokus ke memperbaiki diri saya saja, dari segi mental. Karena lumayan terganggu juga banyak harapan yang tidak tercapai ,” ujarnya.
Tapi, Imam menegaskan, bukan berarti ia tidak peduli. Mantan kipper Persib Bandung ini tetap mendoakan keberhasilan dari Piala Menpora, karena itu jadi indikator atau tolak ukur izin keluar atau tidak buat Liga 1 dan 2 musim ini.
“Saya hanya bisa berdoa untuk kelancaran Piala Menpora. Karena kalau memang berhasil di Piala Menpora, maka akan lebih muda pada kelangsungan liga,” ujarnya.
Kompetisi sudah lama terhenti dan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi pelaku sepakbola di Indonesia.
“Dampak corona ini sangat berpengaruh untuk ekonomi. Seluruh dunia, khususnya masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Beberapa sektor lain sudah mulai bergerak dengan protokol kesehatan. Tapi, sepakbola masih fakum. Telah saatnya sepakbola kembali mengikuti sektor lain dan Negara lainnya. (end)