Palembang, AkselNews.com – Stunting pada anak tenyata tak hanya terkait gizi buruk. Anak yang orangtuanya adalah perokok ternyata rawan stunting.
Bahkan fakta baru menunjukkan, telah ada kasus semacam ini. Anak alami stunting karena orangtuanya merokok.
Sekretaris Tim Penanganan Percepatan Stunting (TPPS) Palembang, Artur Febriyansah menyebut, stunting tidak hanya dipengaruhi saat anak setelah lahir. Saat masih dalam masa kandungan pun, sudah dimulai.
“Pada November ini kasusnya meningkat, Penyebab paling tinggi anak stunting ini karena orangtua merokok,” katanya, Kamis (17/11/2022).
Berdasarkan data rekapitulasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) kota dan TPPS Palembang total angka stunting yang terkena pada anak-anak mencapai 87 orang dari Januari hingga November 2022.
“Agustus lalu ada 66 kasus dan ditambah bulan ini 21 kasus. Keseluruhannya ada 87 kasus dan ini bisa naik lagi hingga akhir tahun,” katanya.
Hasil identifikasi audit TPPS Palembang, masalah stunting banyak terjadi karena orangtua minim pengetahuan terkait tumbuh kembang anak.
Selain itu, masih ada pernikahan dini tanpa memerhatikan kebutuhan gizi dan vitamin bagi ibu hamil.
“Pernikahan dini ini dalam arti selain menikah di usia belum matang, calon orang tua tidak memikirkan kebutuhan gizi yang mencukupi saat anak masih dalam kandungan,” katanya.
Stunting pada anak ditandai dengan tinggi badan yang di bawah rata-rata atau anak sangat pendek, serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama.
Kepala Dinkes Palembang, Fenty Aprina mengatakan, penanganan kasus stunting juga terus digencarkan dengan melakukan inovasi dan intervensi pencegahan melalui Puskemas.
“Termasuk memberikan pelatihan kepada para calon orangtua agar kebutuhan anak terpenuhi dan tidak menghambat tumbuh kembang anak sejak masih dalam kandungan,” katanya.
Menurutnya, penangan stunting yang dilakukan TPPS Palembang yakni konseling gizi seimbang, pemberian makan bayi dan anak (PMBA), Pemberian PMT (Biskuit, Susu).
Pemberian makan satu kali sehari dalam enam bulan dari CSR bank BSI di Wilayah Puskemas Taman Bacaan Seberang Ulu II, serta pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu. (Nis)