Banyuasin, AkselNews.com – Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin H.Hani Syopiar Rustam, SH, meminta warganya untuk budayakan hidup bersih dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyuasin.
Pesan itu disampaikan Pj Bupati Banyuasin bersama Dandim 0430/Banyuasin Letkol.Inf Roni Sugiarto dan Sekda Banyuasin Ir. Erwin Ibrahim, ST., MM., M.BA IPU ASEAN ENG mencanangkan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD pada Rabu (30/1/2024).
Acara yang melibatkan jajaran dinas/instansi terkait, Camat Lurah dan Kades Se-Kabupaten Banyuasin ini diawali dengan pemukulan gong oleh Pj Bupati Hani di Lapangan Halaman Kantor Dinas Kesehatan Banyuasin.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Hani menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya preventif menghadapi DBD.
“Hal ini merupakan cara paling tepat dan efektif untuk mencegah penyebaran demam berdarah di wilayah masing-masing. Langkah preventif, berupa budaya hidup bersih dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar telah terbukti paling efektif untuk mencegah penyebaran DBD dan menjaga kesehatan kita bersama,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan Gertak PSN DBD dilakukan dengan cara 3 M Plus, yaitu menguras bak mandi/bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali/mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
“Cara memberantas sarang nyamuk dengan 3 (Tiga)M plus yaitu yang keempat Mendaur Ulang. Kegiatan PSN dengan 3 M Plus bisa dikatakan berhasil dan dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ), apabila angka bebas jentiknya diatas 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah ataupun dikurangi,” terangnya.
Pj Bupati Hani juga mengatakan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD membutuhkan kerjasama lintas sektor, swasta dan seluruh lapisan masyarakat. Ia berharap dengan sinergi dan kolaborasi antara Kesehatan dengan berbagai OPD, Badan, Organisasi, Lembaga lain diluar kesehatan, angka kesakitan dan kematian penyakit DBD dapat menurun dan kesehatan masyarakat dapat meningkat.
“Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD akan tetap kita dukung dengan kita bersinergi dan berkolaborasi antara Kesehatan dengan berbagai OPD, Badan, Organisasi, Lembaga lain diluar kesehatan sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD dan harapannya dapat meningkatkan kesehatan di Kabupaten Banyuasin,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin Dr. dr. Rini Pratiwi, M.Kes menginformasikan bahwa DBD di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan daerah terjangkit semakin meluas.
“Di tahun 2022 terdapat 220 Kasus 2 Meninggal, Tahun 2023 154 Kasus 1 Meninggal. Tahun 2024 di bulan Januari 74 kasus 4 Meninggal di Kabupaten Banyuasin. Kasus DBD terbanyak tahun 2024 ada di kecamatan Talang Kelapa dengan jumlah kasus 59 orang pada bulan Januari 2024 dengan meninggal 1 orang,” bebernya.
Ia juga menyampaikan bahwa langkah paling efektif untuk mencegah dan memberantas penyebaran DBD adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara rutin dan berkesinambungan.
“Efektifitas menjaga kebersihan lingkungan secara rutin dan berkesinambungan dalam rangka mencegah dan menanggulangi DBD. Sampai saat ini vaksin dan obat virus DBD belum ditemukan, sehingga salah satu strategi utama dan paling efektif untuk pengendalian penyakit DBD adalah dengan cara melakukan upaya preventif dengan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan KLB”, tuturnya. (Arie id)