Muaraenim, Akselnews.com – Masih ingat pengrajin yang menyedot perhatian Pj Bupati Muaraenim H Nasrun Umar pada Pelantikan Pengurus DEKRANASDA Kabupaten Muaraenim?, yah dia adalah Dadang. Pengrajin asal Desa Ulak Bandung, Kecamatan Ujanmas.
Dari kemahirannya dalam membuat sangkar burung dari rotan dan bambu, ia bisa menghasilkan setidaknya 150 sangkar burung. Baik itu ukuran besar ataupun kecil. Itu juga dengan diberikan sentuhan seni, berupa ukiran untuk dapat membuat pembeli tertarik.
Kemampuannya dalam membuat sangkar burung ini tak didapatnya begitu saja. Ia belajar saat masih kecil dari pamannya.
Ia sama sekali tidak menyangka, jika kerajinan ini ternyata bisa menghasilkan dan menghidupi dia dan keluarga.
“Saya belajar ini dari kecil waktu itu paman saya yang mengajarkan kepada saya cara menganyam bambu, rotan sehingga bisa menghasilkan nilai estetika yang indah, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat seperti sangkar burung dari yang kecil hingga yang besar dan penuh ukiran untuk menambah nilai pada produk tersebut,” ungkapnya, Rabu (03/11/2021) pada media ini.
Disinggung soal pemasaran hasil karyanya, Dadang mengungkapkan, jika setelah sangkar burung berhasil ia buat. Dia memasarkannya via online dan lewat sosial media.
“Tapi ada juga mengisi kios-kios yang ada di Kecamatan Ujan Mas dan sekitarnya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Ulak Bandung, Nopiansyah, dikesempatan yang sama mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang dilaksanakan Dekranasda Muaraenim. Hal ini ia sampaikan bisa menambah wawasan untuk para pengrajin lokal serta bisa memotivasi yang lainnya, serta mampu meningkatkan produk lebih baik lagi.
“Kita cukup bangga atas kunjungan Pj Bupati ke Stan Kecamatan Ujanmas, apalagi acara itu juga merupakan kumpulan pengrajin lokal. Apalagi kita sangat bangga mendapat pesanan dari rekan-rekan OPD yang hadir dan berkunjung ke gerai Kecamatan Ujan Mas, Alhamdulillah, pesanan kemarin sangat banyak dan juga bapak Pj Bupati sangat antusias melihat langsung bagaimana cara kerja dari pengrajin bisa menghasilkan sangkar burung dan ambung tersebut,” ujarnya.
Kedepan, ia berharap Pemerintah Daerah lebih memperhatikan pengrajin, supaya kerajinan tidak punah. Caranya dengan membantu dalam pemasaran dari hasil pengrajin.
“Karena selama ini, pengrajin kesulitan dalam pemasaran produk seperti ambung dan juga sangkar burung, dan juga alat-alat yang digunakan masih dengan cara manual, sehingga membuat proses pembuatan memakan waktu yang cukup lama,” pungkasnya. (end)