Baturaja, AkselNews.com – Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sumselangkat bicara terkait kejadian dengan tidak diselenggarakannya cabor bulutangkis pada kegiatan Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021.
Ketua Umum PBSI Sumsel, Amrullah, mengatakan, kegiatan Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021 diselenggarakan oleh KONI Sumsel termasuk pendanaan dan regulasi diatur oleh KONI Sumsel, sedangkan Pengprov PBSI Sumsel hanya sebagai penyelenggara pertandingan.
Mengenai siapa saja yang dapat mengikuti kegiatan Porprov ini semuanya harus melakukan pendaftaran dan menyerahkan data melalui KONI Kab/Kota ketim keabsahan KONI Sumsel untuk dilakukan verifikasi.
Untuk cabor bulutangkis PBSI Sumsel sebagai penyelenggara pertandingan menerima nama-nama atlet yang akan mengikuti kegiatan Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021 secara resmi dari KONI Sumsel.
“Pada tanggal 22 November 2021di Baturaja telah diadakan Manager Meeting dan Technical Meeting cabor bulutangkis, dimana pada saat itu beberapa kabupaten kota mengklaim bahwa ada kabupaten kota lainnya yang membawa atlet dari luar Sumsel. Sehingga mereka meminta untuk dikeluarkan atlet dari luar Sumsel tersebut, jika tidak dikeluarkan maka mereka tidak akan bersedia mengikuti kegiatan Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021,” jelasnya.
Dari kejadian tersebut, Panitia Pertandingan (PBSI Sumsel) meminta klarifikasi dari Panitia Besar Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021. Setelah dilakukan klarifikasi dan verifikasi oleh Panitia Besar Porprov (KONI Sumsel) bahwa atlet yang diduga berasal dari luar Sumsel tersebut dinyatakan sah dan memenuhi syarat, serta ketentuan oleh tim keabsahan KONI Sumsel, sehingga dapat tetap mengikuti pertandingan Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021.
Panitia bulutangkis PBSI Sumsel melanjutkan manager meeting dan technical meeting dengan telah dinyatakannya sahnya atlet di luar Sumsel dapat mengikuti Porprov Sumsel.
Menyikapi hal tersebut, maka 12 kabupaten kota mengundurkan diri dari kegiatan Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021.
Sebanyak 12 Kabupaten/Kota yang mengundurkan diri di antaranya Musi Banyuasin, Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Muara Enim, PALI, Lahat, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Pagaralam, LubukLinggau dan Prabumulih.
Dengan adanya deadlock manager meeting tersebut, PBSI Sumsel melakukan pendekatan secara persuasif kepada semua pihak. Namun berbagai upaya yang telah dilakukan oleh PBSI Sumsel masih tidak dapat diterima oleh para pihak, sehingga panitia cabor bulutangkis Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021 melaporkan kembali hasil pendekatan tersebut kepada panitia besar Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021 atas hasil tersebut.
Dengan pernyataan mundurnya 12 kabupaten kota maka secara teknis, pertandingan cabor bulutangkis tidak bisa dilaksanakan, sehingga diputuskan pertandingan cabor bulutangkis pada kegiatan Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021 dibatalkan.
Selanjutnya, panitia bulutangkis Sumsel mengusulkan kepada KONI Sumsel untuk tetap dilaksanakan pertandingan eksibisi yang akan diikuti oleh 4 kabupaten kota yang masih bersedia mengikuti Porprov Sumsel XIII OKU Raya 2021 di antaranya (Kab. Ogan Komering Ulu, Kab. Ogan Komering UluTimur, Kab Ogan Komering Ulu Selatan dan Kota Palembang).
Atas kejadian pembatalan pertandingan bulutangkis di Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021, maka panitia pertandingan bulutangkis (PBSI Sumsel) melaporkan hal tersebut kepada panitia besar Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021 (KONI Sumsel).
Mengenai sanksi atau apresiasi atas kejadian ini semuanya menjadi wewenang panitia besar Porporv Sumsel XIII OKU Raya 2021 (KONI Sumsel).
“Dengan adanya kejadian ini, maka menjadi pelajaran penting bagi kita bersama, apabila kita akan menyelenggarakan pertandingan maka terkait regulasi mengenai pertandingan harus jelas dan disepakati bersama sehingga tidak ada yang dapat menolak dengan alasan apapun,” jelasnya.
Tidak kalah penting karena kejadian ini bisa berdampak besar kepada para atlet bulutangkis yang dimiliki Provinsi Sumsel, maka kami menghimbau kepada semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memberikan semangat kepada para atlet agar tetap fokus berlatih dengan lebih giat dan displin tetap terjaga, memberikan motivasi agar daya juang para atlit dalam bertanding tetap terpelihara dengan baik.
“Lebih jauh lagi kita memikirkan nasib dan masa depan para atlet ini kedepannya jika nanti telah pensiun menjadi atlet berharap para atlet ini tetap bisa menjadi pelatih atau berkarya menjadi pegawai ASN, TNI, POLRI, dan BUMN,” pungkasnya. (rel)