Ogan Ilir, AkselNews.com – Rumah knock down (bongkar pasang-red) adalah bisnis manis rumah kayu yang menjanjikan, meski dibuat di desa Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumsel, namun pemasaran dan penjualannya sampai ke luar kota bahkan ‘meng-angkasa’ ke mancanegara.
Tak tinggal diam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir mengambil peran penting membantu memberikan pelatihan dan pemasaran agar usaha turun-temurun berumur ratusan tahun ini makin moncer di era globalisasi, sehingga bisa mewujudkan target Presiden RI Joko Widodo mencapai Indonesia Emas 2045.
Ratusan depot pembuatan rumah knock down berbahan dasar kayu seru dan kayu meranti di Desa Tanjungbatu Seberang Kecamatan Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir terlihat berjejer.
Para pekerja yang ahli bertukang kayu terlihat sibuk, mulai dari mengukur, memotong, menyusun rangka, memasang dinding papan, atap rumah hingga menjadi rumah kayu knock down yang cantik dan sedap dipandang mata. Konon bisnis tersebut turun temurun ratusan tahun dibangun sejak Moyang Usang Sunggung sang ahli tukang kayu dan ukir.
Seperti depot kayu rumah knock down milik Haji Rizal (50) warga Desa Tanjungbatu Sebrang Kecamatan Tanjungbatu, terlihat dipajang berbagai jenis rangka dan rumah knock down contoh berbahan dasar kayu yang usai dibangun dengan berbagai ukuran dan model, di lahan seluas 20x80meter miliknya. Sedikitnya ada 12 unit rumah limas knock down senilai Rp800 jutaan yang siap jual.
Lelaki berkopiah dan berbatik coklat ini bercerita, dirinya sudah membuka usaha tersebut sejak 1997 dengan modal awal Rp3 juta, yang didapatnya dari keuntungan menjual rumah limas buatannya berukuran 6x8meter senilai Rp9 juta dan mengumpulkan hasil bekerja sebagai tukang kayu dari berbagai tempat di desanya. Keahlian bapak 3 orang anak ini didapat dengan belajar langsung dari sang ayah yang juga piawai sebagai tukang kayu bernama H Sarifuddin.
Berbagai jenis rumah knockdown yang bisa dibuat di depotnya, mulai dari rumah limas Palembang, rumah adat Bengkulu, rumah adat Bandung, rumah Joglo Jawa, rumah lumbung Lombok, gazebo mulai dari ukuran 2×2 meter sampai 10×20 meter, untuk ukuran rumah kayu knock down minimal berukuran 4×6 meter sampai paling besar 15×30 meter.
Untuk harga jual rumah kayu knock down per unit berbagai jenis dan ukuran Rp2,5 juta – Rp3 juta permeter, belum termasuk ongkos kirim (ongkir), harga gazebo per unit minimal Rp10 juta diantar dalam kota, kalau ke Jakarta ongkirnya Rp5 juta, sementara di luar Jakarta seperti Lombok, Bali, Surabaya ongkirnya bertambah menjadi Rp10-15 juta.
Dicontohkannya untuk membuat 1 unit rumah berukuran 6×8 meter dibutuhkan sekitar 1,5 kubik kayu senilai Rp55 jutaan, sementara upah permeter membuat rumah knock down Rp200 ribu per meter. Sehingga modal 1 unit rumah berukuran 6×8 meter Rp80 jutaan dan dijual Rp 95jutaan belum termasuk ongkir. Pembuatan rumah kayu knock down memakan waktu sampai tiga bulan, sementara membuat gazebo hanya sekitar satu bulan. Sementara pemasangan rumah limas knock down bisa berlangsung 4-7 hari tergantung ukuran rumah, pemasangan gazebo dan rumah lumbung berukuran minimalis hanya dibutuhkan waktu 1-3 hari.
Dikatakan H Rizal rata-rata per tahun ia bisa mendapatkan pesanan dari berbagai kota di Indonesia sebanyak 17 unit untuk membuat gazebo, rumah lumbung dan rumah limas senilai Rp2,4 miliar. Bahkan lima tahun sebelumnya ia juga pernah mendapatkan pesanan pembeli dari Serawak Malaysia senilai Rp470 jutaan. Kualitas rumah kayu knock down buatannya jika dirawat dengan baik, bisa bertahan diatas 50 tahun. Iapun memiliki pekerja sebagai tukang kayu sebanyak 20 orang.
“Alhamdulillah saya bekerja belum pernah merantau jauh hanya sekitar kampung saja, namun produk saya selain dalam kota,kabupaten juga sudah terjual ke luar kota, seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Surabaya, Lombok, Bali hingga mancanegara yaitu Malaysia. Bahkan alhamdulillah ada teman saya di desa ini juga pernah menjual sampai ke Singapura, Thailand, Spanyol. Jadi bisnis rumah kayu knockdown ini meskipun dari desa namun sudah ‘meng-angkasa’ sampai mancanegara. Penjualan rumah kayu knock down dengan sistem manual dan online,” kata suami Arlina (46), Selasa (25/6/2024).
Menurutnya dalam usaha tersebut tidak segampang yang dibayangkan, ada lika-liku yang harus dilewati antaranya terkait permodalan, kendala bahan baku kayu yang semakin sulit didapat dan tukang kayu yang makin minim jumlahnya.
Permodalan misalnya banyak pesanan terkendala dana untuk membeli kayu, belum lagi bahan baku kayu seru dan meranti yang harus di pesan dari Jambi dan Baturaja OKU makin susah didapat karena harus mengantri dengan pengrajin lainnya. Biasanya 1 truk ps berisi 10 kubik kayu seru atau meranti dengan harga Rp33 juta mudah didapat. Jika sepuluh tahun lalu, tak perlu lama memesan kayu karena barangnya sudah tersedia, namun saat ini antrinya bisa sampai 3 hari.
Selain itu dianggap bekerja sebagai tukang kayu ada profesi yang kurang menarik dan kurang menghasilkan uang. Padahal, jika ditekuni penghasilan sebagai tukang kayu dengan sistem borongan dan banyaknya pesanan rumah knock down di desa ini bisa mencapai Rp7-10juta per bulan.
“Alhamdulillah saya ini modal sendiri. Bisnis rumah kayu knock down ini manis, punya prospek yang baik. Bahkan saat corona melanda usaha ini alhamdulillah tetap berjalan baik. Bahkan, PTPN VII Cinta Manis pernah memberikan bantuan pinjaman modal Rp60juta yang pembayarannya dicicil selama 2 tahun tanpa bunga. Sucofindo juga pernah mengajaknya melakukan pameran produk rumah kayu knock down di Bali dan Lampung. Pemkab Ogan Ilir juga memberikan bantuan pelatihan untuk meningkatkan keahlian. Bahkan alhamdulillah saya juga pernah menjadi narasumber untuk berbagi ilmu kepada pengrajin kayu lainnya,” ujar kakek satu orang cucu ini.
Ia berharap Pemkab Ogan Ilir makin aktif dalam melakukan pembinaan terhadap pengrajin usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari desa ini, baik dari segi pelatihan keahlian pertukangan dan pemasaran produk rumah kayu knock down, guna meningkatkan omset dan pendapatan masyarakat, bahkan mendukung dan meraih target yang dicita-citakan oleh Presiden Joko Widodo mencapai Indonesia Emas 2045.
Senada H Rizal, pengrajin lainnya H Harun Nuri yang juga mantan anggota DPRD OKI ini mengatakan sejak tahun 1985 dirinya membuat usaha rumah kayu knock down dengan modal Rp150 jutaan. Bahkan di tahun 1990 ia pernah membuat rumah kayu knock down adat OKI, yang hingga saat ini dipajang di taman kota sebagai ornamen daerah di Pemkab OKI.
“Kalau sekarang daerah kita masuk wilayah Ogan Ilir, kita para pengusaha dan pengrajin dari desa ini ingin meningkatkan penjualan omset rumah kayu knock down baik dalam dan luar kota hingga tembus penjualan mancanegara bisa ‘meng-angkasa’ dan terbang di pasar global. Alhamdulillah saat ini omset kami per tahun diatas Rp500juta sampai hampir Rp1 miliar. Kami berharap agar Pemkab Ogan Ilir melalui Pak Bupati Panca Wijaya Akbar makin gencar melakukan pembinaan terhadap pengusaha dan tukang kayu rumah knock down, guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Apalagi soal pengelolaan limbah hasil membuat rumah kayu knock down, selama ini-kan kurang diperhatikan, mohon ada pelatihan sehingga menjadi nilai tambah bagi kami,” ujar H Harun Nuri.
Pembeli rumah kayu knockdown Rita warga Desa Sukamulia Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI Sumsel, mengatakan, sangat senang membeli 1 unit rumah kayu knock down lumbung senilai Rp70 juta di Desa Tanjung Batu Seberang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Pasalnya pengerjaan rumahnya rapih, kualitasnya baik, kayunya tahan lama dan harganya masih terjangkau.
“Saya jauh-jauh dari Lempuing, di sini kualitasnya bagus tidak kecewa. Produk lokal tapi mendunia, puas berbelanja rumah lumbung di sini,” ujarnya.
Terimakasih Kepada Pemkab Ogan Ilir di Bawah Komando Bupati Panca Wijaya Akbar
Kades Tanjung Batu Seberang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Robbi M Zaini mengatakan, sebanyak 80 persen dari 400 KK warganya memiliki pekerjaan sebagai tukang kayu dan pengusaha pengrajin rumah kayu knock down. Tak hanya di kampungnya, desa lainnya seperti Tanjung Baru Petai dan Kecamatan Tanjung Batu juga sama pekerjaan masyarakatnya.
Menurut Robbi, ada 100 depot kayu di desa saya dan hampir 800 orang yang bekerja sebagai tukang kayu dan pengusaha rumah kayu knock down.
“Alhamdulillah Pemkab Ogan Ilir di bawah komando pemerintahan Pak Bupati Panca Wijaya Akbar memperhatikan pengrajin kayu ini, melalui Disperindagkop dan UMKM yang sering mengajak kami untuk melakukan pameran seperti Sriwijaya Expo, Ogan Ilir Expo saat HUT Ogan Ilir, Ulang tahun Kota Solo dan sebagainya, yang secara langsung mempromosikan produk rumah kayu knock down dari desa kami untuk meningkatkan penjual produk masyarakat,” kata Kades Robbi.
Disamping itu ia juga menginginkan Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM untuk memberikan pelatihan pengelolaan hasil limbah pembuatan rumah kayu knockdown agar berdayaguna untuk menambah penghasilan masyarakat.
“Kami sangat berterimakasih kepada Pemkab Ogan Ilir Pak Bupati Panca Wijaya Akbar yang sudah memberikan petunjuk kepada Disperindagkop dan UKM yang dikomandoi Pak Tapip karena sangat perhatian terhadap para pengrajin kayu. Namun kami tetap berharap agar kedepan dapat diberikan pelatihan kepada pengrajin, terutama pengelolaan hasil limbah pembuatan rumah kayu knockdown agar berdayaguna untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, menambah pendapatan masyarakat. Misalnya pembuatan berbagai mobiler dari bahan bekas rumah kayu knockdown, yang bisa dijual kembali untuk meningkatkan penghasilan masyarakat,” ujarnya.
Camat Tanjung Batu Syafran mengatakan, jumlah warga di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 49.500 jiwa orang, sedikitnya seribu KK yang memiliki mata pencaharian bertukang kayu atau memiliki depot rumah kayu knockdown.
“Alhamdulillah saya sangat senang produk lokal warga desa diminati pembeli baik lokal, luar kota, sampai mancanegara. Kami berterimakasih kepada Pemkab Ogan Ilir dibawah pimpinan Bupati Panca Wijaya Akbar. Semoga dengan meningkatnya penjualan rumah kayu knockdown berimbas pada tingginya kesejahteraan masyarakat,” kata Camat Syafran
Pembinaan, Promosi Pemasaran Terus Dilakukan, Bakal Ada Pelatihan Pengelolaan Limbah Pembuatan Rumah Kayu Knock Down
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Ogan Ilir H Tapip Msi mengatakan, sedikitnya di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, ada seribu KK yang mencari nafkah dengan membuat berbagai macam rumah kayu knock down.
Menurutnya, kepedulian Pemkab Ogan Ilir dibawah pemerintahan Bupati Panca Wijaya sudah ditunjukkan melalui banyaknya pameran mengikutsertakan pelaku UMKM mulai dari kerajinan songket, kain gebeng, kerajinan emas, perak, makanan khas Ogan Ilir, hingga pameran rumah kayu knock down melalui maket miniatur, brosur, pamflet dan sebagainya. Selain itu juga pernah melakukan pelatihan, pembinaan, promosi penjualan, pemberian bantuan pertukangan terhadap tukang kayu dan pengusaha rumah kayu knock down dan sebagainya. Bahkan di area lobi tepatnya di depan pintu masuk kantor Bupati-Wabup Ogan Ilir dipajang secara apik maket miniatur rumah kayu knock down dengan indah.
Disinggung adanya permintaan pelatihan terhadap tukang kayu dan pengusaha rumah kayu knock down terkait pengelolaan limbahnya seperti potongan kayu dan hasil suguhan kayu, ia mengatakan tahun 2024 ini akan dilaksanakan pelatihan tersebut.
“Insya Allah 2024 ini akan kita lakukan pelatihan tersebut ke daerah Jepara Jawa Tengah yang merupakan daerah pembuatan mobiler seperti lemari, kursi, meja dan sebagainya. Tentunya limbah rumah kayu knock down berbahan dasar kayu seru dan kayu meranti bisa dimanfaatkan kembali yang menambah nilai, menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat Kecamatan Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir. Kami juga sangat berterimakasih dengan Bupati Panca Wijaya Akbar yang sudah berkonsentrasi melakukan pembinaan terhadap berbagai pelaku UMKM khususnya rumah kayu knock down ini. Kedepan diharapkan arahan, binaan terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ogan Ilir. Sehingga menjadikan Ogan Ilir sebagai kabupaten maju di Sumsel,”jelas Kadisperindagkop dan UKM H Tapip Msi.
Dari Desa Wujudkan Indonesia Emas 2045
Wakil Ketua DPRD Ogan Ilir H Ahmad Syafei mengatakan dukungan Pemkab Ogan Ilir melalui Bupati Panca Wijaya Akbar terhadap pelaku usaha UMKM tidaklah main-main, secara terus-menerus melakukan pembinaan dengan tujuan membantu meningkatkan kualitas produk dan pemasaran rumah kayu knock down sehingga bersaing dengan produk daerah lainnya di pasar lokal, nasional hingga mancanegara. Jadi jangan pandang sebelah mata produk yang dibuat dari desa, karena tak kalah bersaing hingga mancanegara, jika pendapatan masyarakat meningkat, pendapatan daerah juga bertambah dan target Presiden RI Joko Widodo mewujudkan Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
“Alhamdulillah bisnis turun-temurun ini bisa bertahan sampai saat ini di era globalisasi. Bahkan saya melihat banyak juga yang menjual secara manual dan sistem online. Peran Pemkab Ogan Ilir melalui Pak Bupati Panca sangat penting membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mulai dari fasilitas infrastruktur jalan yang diperhatikan, pelatihan dan pembinaan terhadap tukang kayu, kualitas produk hingga pemasaran dan penjualan produk rumah kayu knock down. Alhamdulillah produk desapun tak kalah bersaing hingga mancanegara. Jika pendapatan masyarakat tinggi, pendapatan daerah dna nasional jadi bertambah dan target Presiden RI Joko Widodo mewujudkan Indonesia Emas 2045 Insya Allah tercapai,” katanya.
Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar mengatakan usaha turun-temurun rumah kayu knock down patut dilestarikan. Produk yang dibuat dari desa tidak kalah bersaing ditingkat nasional dan mancanegara. Selain itu keahlian masyarakat Kecamatan Tanjungbatu wajib diancungi jempol karena meningkatkan potensi daerah, menciptakan nilai jual yang berujung pada peningkatakan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini Pemkab Ogan Ilir mengambil peranan agar produk lokal bisa meng-angkasa di tingkat nasional dan mancanegara.
“Ini sebagai upaya membantu pemerintah pusat untuk mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera.Dari rumah kayu knock down Ogan Ilir, Sumsel dan Indonesia diharapkan bisa mendunia. Alhamdulillah ini produk yang berasal dari tangan ulet warga desa, karya anak negri yang tak kalah bersaing di pasar mancanegara. Jika perekonomian masyarakat meningkat, pendapatan daerah bertambah, diharapkan target Presiden RI Joko Widodo mewujudkan Indonesia Emas 2045 Insya Allah bisa terwujud,” kata Bupati Panca Wijaya Akbar.
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan Pemprov Sumsel terus mendorong kemajuan UMKM Sumsel antaranya di Kabupaten Ogan Ilir seperti rumah kayu knock down melalui pembinaan, pengembangan, pelatihan ketrampilan, peningkatan mutu agar UMKM naik kelas dan dapat bersaing tingkat nasional dan internasional.
“Pemprov Sumsel mengajak Pemkab Ogan Ilir melakukan berbagai upaya dalam mendukung UMKM untuk memajukan perekonomian, seperti expo, pameran, pelatihan, promosi produk dan mengajak masyarakat mencintai dan membeli produk buatan anak bangsa sendiri. Apalagi rumah kayu knock down produk dari desa yang kita harapkan terus ‘meng-angkasa’ tembus di pasar internasional. Insya Allah dengan doa dan dukungan semua pihak dari rumah kayu knock down Indonesia Emas 2045 bisa terwujud,” harap Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi. (Henny Primasari)